MENYIASATI PBM YANG MEMBOSANKAN
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF
Oleh: Fitri Jamilah, S.Pd
(Guru SMP Negeri 2 Karang Intan Kabupaten Banjar)
Sebagai seorang guru pernahkah anda terjebak pada kondisi sedang mengajarkan materi berupa teori dalam
sebuah kelas yang berada tepat pada jam pelajaran terakhir, serta
kondisi siswa yang jenuh karena sudah terlalu banyak menerima metode
ceramah dari pengajar sebelumnya. Bisa anda bayangkan, betapa pusingnya
mengajak siswa untuk konsentrasi belajar, dan akhirnya harapan bahwa
tujuan pembelajaran yang telah anda rancang dengan baik jadi tinggal
sebuah harapan karena tidak berhasil dicapai.
Jika jawaban anda pernah, cobalah anda ingat-ingat
apa langkah yang anda lakukan? Apakah anda memilih untuk menyerah,
dalam artian anda maju terus pantang mundur menyampaikan pembelajaran
dengan gaya lama yaitu ceramah atau sesekali diselingi tanya jawab,
serta berharap bel berbunyi untuk menyelamatkan anda dan kelas. Ataukah
anda memitih langkah memberi tugas mencatat materi hingga pelajaran
selesai. Jika dua hal itu yang anda lakukan, ini berarti anda sangat
perlu melanjutkan membaca tulisan ini, karena anda bisa menemukan
alternatif pemecahannya.
Sebagai seorang guru profesional anda tentu
diharapkan memiliki sepuluh kompetensi dasar yang dapat dikelompokkan
menjadi 3 kategori, yaitu: pertama, kemampuan menguasai bahan atau
materi pembelajaran; kedua kemampuan merencanakan program belajar
mengajar yang dalam hat ini adalah menyusun rencana pembelajaran; dan
ketiga, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar dalam
menciptakan interaksi yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sangat penting bagi anda sebagai seorang guru
untuk mengatur strategi dalam menyampaikan suatu materi, karena
orientasi kita adalah siswa, maka guru harus pandai menyusun taktik
menghadapi situasi dan kondisi ketas yang paling membosankan sekalipun.
Ibaratnya sebuah peperangan, taktik jitu sangat dipertukan untuk
mengalahkan lawan dan mencapai kemenangan, kalau di kelas, lawannya
adalah rasa bosan siswa dan rasa kantuk yang menyerang dan guru akan
menang, jika, sampai akhir pembelajaran, sebagian besar siswa atau,
mungkin seluruhnya tetap bersemangat mengikuti pembelajaran.
Saat ini, pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) yang sudah sering disosialisasikan memungkinkan guru untuk
mendobrak tembok gaya mengajar ekspository yang hanya berpusat pada guru
dan cenderung mengabaikan siswa. CTL dengan 7 pilar (tiang)nya mulai
dart konstruktivisme, inkuiri, questioning, permodelan, masyarakat
belajar, refleksi dan penilaian otentik, memungkinkan guru
berkreatifitas menggunakan berbagai model pembelajaran di kelas.
Apa itu model pembelajaran? Samakah dengan metode
pembelajaran? Cukup sulit mencari referensi tentang pertanyaan ini.
Namun, dari beberapa sumber bacaan, sepertinya model pembelajaran
disamakan dengan metode pembelajaran. Mengapa? Karena keduanya sama-sama
merupakan cara bagaimana guru menyampaikan materi kepada siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Kembali pada permasalahan diawali tulisan ini,
saya ingin berbagi pengalaman dari hasil mengikuti kegiatan
pelatihan-pelatihan kepada pembaca semua, khususnya guru, tentang model-
model pembelajaran alternatif yang bisa dilakukan untuk menguasai PBM
di kelas yang membosankan. Anda tertarik? Jika ya, anda boleh
menyimaknya.
- Model Snowball Throwing (melempar bola salju)
Dilihat dari namanya memang agak membingungkan.
Langkah model ini sangat sederhana namun efektif untuk kelas yang mulai
bosan. Anda mintalah siswa untuk mempelajari/membaca buku/artikel
tentang materi pada pertemuan tersebut, kemudian dari materi yang
dibaca, minta siswa untuk membuat soal yang sama banyaknya untuk setiap
stswa. Pertanyaan ditulis di kertas selembar, kemudian diremas membentuk
bola, lalu ditukarkan dengan siswa lain, atau dilempar dari satu siswa
ke siswa lain. Secara bergiliran, siswa diminta membaca soal dan
menjawabnya yang berhasii menjawab benar diberi reward (tepuk tangan,
nilai atau hadiah lainnya). Terakhir adalah kegiatan menyimpulkan.
- Model Mencari Pasangan
Langkah model ini didahului dengan guru
mempersiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
berkaitan dengan materi. Kartu-kartu ini terdiri atas satu bagian kartu
soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap siswa mendapat satu kartu
dan mempelajari materi untuk memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
dipegangnya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mencari pasangan
kartu yang cocok sesuai batas waktu yang ditentukan. Setiap siswa yang
dapat mencocokkan kartu diberi reward. Terakhir diisi kegiatan
kesimpulan.
- Tongkat Berbicara
Model pembelajaran ini sangat mudah dilaksanakan,
anda cukup menyediakan tongkat (kayu atau benda lainnya), kemudian minta
semua siswa membaca atau mempelajari materi yang disampaikan pada
pertemuan tersebut. Sampaikan materi secukupnya lalu serahkan tongkat
pada salah satu siswa, ajukan pertanyaan pada siswa tersebut dan siswa
yang memegang tongkat harus berbicara menjawab pertanyaan, jika
pertanyaan telah terjawab sempurna, minta siswa menyerahkan kepada siswa
lainnya, lalu siswa yang dapat tongkat dan temannya diberi lagi
pertanyan untuk dijawab begitu seterusnya sampai sebagian siswa mendapat
bagian untuk menjawab. Terakhir guru memberikan kesimpulan bersama
siswa.
- Bertukar pasangan
Langkah awal model pembelajaran ini adalah setiap
siswa mendapat satu pasangan, bisa ditentukan sendiri oleh guru atau
siswa. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya. Setelah selesai, setiap pasangan menugaskan salah satu
untuk bertamu ke pasangan lain (bertukar pasangan), kegiatan ini
dilakukan untuk saling menanyakan tugas dan mengukuhkan jawaban mereka.
Temuan baru yang didapat dan pertukaran pasangan kemudian dibagikan
kepada pasangan semula.
- Mengambil Waktu berbicara
Model pembelajaran ini efektif untuk kelas yang di
dalamnya terdapat kesenjangan dalam hal kemampuan berbicara. Artinya
ada siswa yang mendominasi pembicaraan di kelas dan sebaliknya ada yang
pasif. Anda cukup mempersiapkan sejumlah kupon (kartu kecil) yang akan
dibagikan kepada tiap siswa sama banyaknya (2-3 kartu). Anda
menyampaikan materi seperti biasa, namun setiap pertanyaan, siswa yang
akan menanggapi harus menyerahkan kupon setiap kali berbicara. Siswa
yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, sedangkan siswa yang
masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
- Course Review Horay
Langkah model ini diawali dengan guru menyampaikan
atau menyajikan materi, atau bisa juga siswa diminta
mempelajari/membaca buku. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat
kotak menurun, jadi jumlah kotaknya bisa 9, 16, 25, dst sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing
siswa. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam
kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan
jawabannya, jika benar di isi tanda (V) , jika salah diberi tanda silang
(X), siswa yang sudah mendapat tanda (V) vertikal atau horisontal atau
diagonal berhak berteriak HORAY atau yel-yel lainnya. Nilai siswa di
hitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.
Itulah antara lain alternatif model pembelajaran
yang dapat di jadikan cara untuk menyiasati kelas yang berada dalam
suasana membosankan. Yang terpenting adalah keberanian anda untuk
mencoba melakukan aksi model pembelajaran, dan perlu anda ingat,
sesuaikanlah dengan situasi dan kondisi sekolah anda. Selamat mencoba
dan lihat bagaimana hasilnya, semoga sesuai dengan harapan anda.
(Mahing // Edisi Perdana Nov. 2005)