Thursday, October 4, 2012

MENYIASATI PBM YANG MEMBOSANKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF

MENYIASATI PBM YANG MEMBOSANKAN

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF

Oleh: Fitri Jamilah, S.Pd
(Guru SMP Negeri 2 Karang Intan Kabupaten Banjar)
Sebagai seorang guru pernahkah anda terjebak pada kondisi sedang mengajarkan materi berupa teori dalam sebuah kelas yang berada tepat pada jam pelajaran terakhir, serta kondisi siswa yang jenuh karena sudah terlalu banyak menerima metode ceramah dari pengajar sebelumnya. Bisa anda bayangkan, betapa pusingnya mengajak siswa untuk konsentrasi belajar, dan akhirnya harapan bahwa tujuan pembelajaran yang telah anda rancang dengan baik jadi tinggal sebuah harapan karena tidak berhasil dicapai.
Jika jawaban anda pernah, cobalah anda ingat-ingat apa langkah yang anda lakukan? Apakah anda memilih untuk menyerah, dalam artian anda maju terus pantang mundur menyampaikan pembelajaran dengan gaya lama yaitu ceramah atau sesekali diselingi tanya jawab, serta berharap bel berbunyi untuk menyelamatkan anda dan kelas. Ataukah anda memitih langkah memberi tugas mencatat materi hingga pelajaran selesai. Jika dua hal itu yang anda lakukan, ini berarti anda sangat perlu melanjutkan membaca tulisan ini, karena anda bisa menemukan alternatif pemecahannya.
Sebagai seorang guru profesional anda tentu diharapkan memiliki sepuluh kompetensi dasar yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu: pertama, kemampuan menguasai bahan atau materi pembelajaran; kedua kemampuan merencanakan program belajar mengajar yang dalam hat ini adalah menyusun rencana pembelajaran; dan ketiga, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar dalam menciptakan interaksi yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sangat penting bagi anda sebagai seorang guru untuk mengatur strategi dalam menyampaikan suatu materi, karena orientasi kita adalah siswa, maka guru harus pandai menyusun taktik menghadapi situasi dan kondisi ketas yang paling membosankan sekalipun. Ibaratnya sebuah peperangan, taktik jitu sangat dipertukan untuk mengalahkan lawan dan mencapai kemenangan, kalau di kelas, lawannya adalah rasa bosan siswa dan rasa kantuk yang menyerang dan guru akan menang, jika, sampai akhir pembelajaran, sebagian besar siswa atau, mungkin seluruhnya tetap bersemangat mengikuti pembelajaran.
Saat ini, pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) yang sudah sering disosialisasikan memungkinkan guru untuk mendobrak tembok gaya mengajar ekspository yang hanya berpusat pada guru dan cenderung mengabaikan siswa. CTL dengan 7 pilar (tiang)nya mulai dart konstruktivisme, inkuiri, questioning, permodelan, masyarakat belajar, refleksi dan penilaian otentik, memungkinkan guru berkreatifitas menggunakan berbagai model pembelajaran di kelas.
Apa itu model pembelajaran? Samakah dengan metode pembelajaran? Cukup sulit mencari referensi tentang pertanyaan ini. Namun, dari beberapa sumber bacaan, sepertinya model pembelajaran disamakan dengan metode pembelajaran. Mengapa? Karena keduanya sama-sama merupakan cara bagaimana guru menyampaikan materi kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Kembali pada permasalahan diawali tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman dari hasil mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan kepada pembaca semua, khususnya guru, tentang model- model pembelajaran alternatif yang bisa dilakukan untuk menguasai PBM di kelas yang membosankan. Anda tertarik? Jika ya, anda boleh menyimaknya.
  1. Model Snowball Throwing (melempar bola salju)
Dilihat dari namanya memang agak membingungkan. Langkah model ini sangat sederhana namun efektif untuk kelas yang mulai bosan. Anda mintalah siswa untuk mempelajari/membaca buku/artikel tentang materi pada pertemuan tersebut, kemudian dari materi yang dibaca, minta siswa untuk membuat soal yang sama banyaknya untuk setiap stswa. Pertanyaan ditulis di kertas selembar, kemudian diremas membentuk bola, lalu ditukarkan dengan siswa lain, atau dilempar dari satu siswa ke siswa lain. Secara bergiliran, siswa diminta membaca soal dan menjawabnya yang berhasii menjawab benar diberi reward (tepuk tangan, nilai atau hadiah lainnya). Terakhir adalah kegiatan menyimpulkan.
  1. Model Mencari Pasangan
Langkah model ini didahului dengan guru mempersiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang berkaitan dengan materi. Kartu-kartu ini terdiri atas satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap siswa mendapat satu kartu dan mempelajari materi untuk memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegangnya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mencari pasangan kartu yang cocok sesuai batas waktu yang ditentukan. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartu diberi reward. Terakhir diisi kegiatan kesimpulan.
  1. Tongkat Berbicara
Model pembelajaran ini sangat mudah dilaksanakan, anda cukup menyediakan tongkat (kayu atau benda lainnya), kemudian minta semua siswa membaca atau mempelajari materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. Sampaikan materi secukupnya lalu serahkan tongkat pada salah satu siswa, ajukan pertanyaan pada siswa tersebut dan siswa yang memegang tongkat harus berbicara menjawab pertanyaan, jika pertanyaan telah terjawab sempurna, minta siswa menyerahkan kepada siswa lainnya, lalu siswa yang dapat tongkat dan temannya diberi lagi pertanyan untuk dijawab begitu seterusnya sampai sebagian siswa mendapat bagian untuk menjawab. Terakhir guru memberikan kesimpulan bersama siswa.
  1. Bertukar pasangan
Langkah awal model pembelajaran ini adalah setiap siswa mendapat satu pasangan, bisa ditentukan sendiri oleh guru atau siswa. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. Setelah selesai, setiap pasangan menugaskan salah satu untuk bertamu ke pasangan lain (bertukar pasangan), kegiatan ini dilakukan untuk saling menanyakan tugas dan mengukuhkan jawaban mereka. Temuan baru yang didapat dan pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
  1. Mengambil Waktu berbicara
Model pembelajaran ini efektif untuk kelas yang di dalamnya terdapat kesenjangan dalam hal kemampuan berbicara. Artinya ada siswa yang mendominasi pembicaraan di kelas dan sebaliknya ada yang pasif. Anda cukup mempersiapkan sejumlah kupon (kartu kecil) yang akan dibagikan kepada tiap siswa sama banyaknya (2-3 kartu). Anda menyampaikan materi seperti biasa, namun setiap pertanyaan, siswa yang akan menanggapi harus menyerahkan kupon setiap kali berbicara. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, sedangkan siswa yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
  1. Course Review Horay
Langkah model ini diawali dengan guru menyampaikan atau menyajikan materi, atau bisa juga siswa diminta mempelajari/membaca buku. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak menurun, jadi jumlah kotaknya bisa 9, 16, 25, dst sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan jawabannya, jika benar di isi tanda (V) , jika salah diberi tanda silang (X), siswa yang sudah mendapat tanda (V) vertikal atau horisontal atau diagonal berhak berteriak HORAY atau yel-yel lainnya. Nilai siswa di hitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.
Itulah antara lain alternatif model pembelajaran yang dapat di jadikan cara untuk menyiasati kelas yang berada dalam suasana membosankan. Yang terpenting adalah keberanian anda untuk mencoba melakukan aksi model pembelajaran, dan perlu anda ingat, sesuaikanlah dengan situasi dan kondisi sekolah anda. Selamat mencoba dan lihat bagaimana hasilnya, semoga sesuai dengan harapan anda.
(Mahing // Edisi Perdana Nov. 2005)
Disqus Comments