POTRET PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN PENDEKATAN PAKEM
Oleh : Dra. Hj. Zahra Chairani, M.Pd
Seorang guru memasuki sebuah kelas pada jenjang
SMP kelas 7 pada jam ke-enam. Ia mempunyai waktu sekitar 2x45 menit
untuk menyampaikan materi pelajaran. Waktu jam ke-6 dan ke-7 adalah
waktu yang sangat mengkuatirkan konsentrasi siswa, karena waktu
menjelang kepulangan biasanya siswa cenderung lesu, dan kurang
konsentrasi. Berikut ini adalah potret bagaimana ibu Sumini menyampaikan
materi pelajaran di kelas dalam waktu yang sudah merupakan warning bagi
guru lain. Ia mencoba suatu pendekatan yang dikatakan sebagai PAKEM
(pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ) dimana PAKEM
merupakan perpaduan antara tiga komponen School Based Management (SBM), Community Participant (CP) dan Active, Joyful and Efective Learning (AJEL) yang saling berkaitan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran .
Pendahuluan:
Pertama kali masuk ibu Sumini tidak langsung
mengajar, akan tetapi mencoba untuk membangkitkan motivasi siswanya
dengan cara membagikan kertas kecil dan pertanyaan yang akan dijawab
siswa dikertas tersebut Materi yang akan diberikannya adalah tentang
peluang. Maka ibu Sumini memberikan pertanyaan kepada siswa : "
Anak-anak ,hari ini kita akan mempelajari tentang peluang " tuliskan
pada kertas yang ibu bagikan pengertian kata peluang menurut pemahaman
kamu " Siapa yang cepat dia yang dapat, begitu komentar ibu Sumini
sementara siswanya menuliskan jawabannya. Tidak banyak waktu yang
disediakan hanya sekitar dua menit beberapa anak mengumpulkan
jawabannya. Jawaban yang terkumpul di pajang ibu Sumini di papan tulis
dengan menempelkannya menggunakan selotip. Ternyata dari kertas yang
dikumpulkan ibu Sumini mendapat jawaban antara lain
- Peluang adalah kesempatan
- Peluang adalah kemungkinan
- Peluang adalah waktu yang dapat digunakan
Dari jawaban tersebut ibu Sumini belum memberikan
kesimpulan, tetapi ibu Sumini mengambil sebuah mata uang dan meminta
siswa untuk memperhatikan. Ia memperlihatkan mata uang , dan meminta
seorang anak untuk melihat bahwa mata uang itu berbeda pada kedua
belahannya, dan disepakati untuk menamakannya dengan Angka dan Gambar.
Ibu Sumini meminta seorang anak untuk melempar mata uang logam tersebut
dan menanyakan kepada siswa yang lain, kalau mata uang logam ini
dilempar, menurut pendapat Anda apa yang akan muncul? Siswa menjawab
“mungkin angka , mungkin juga gambar bu". “Bagus , Apakah keduanya
mempunyai kesempatan yang sama ? Apakah boleh dikatakan dengan mempunyai
kemungkinan yang sama untuk muncul ? “ “ya bu” “Bagus sekali. Kalau
begitu kita dapat mengatakan bahwa jika sebuah mata uang dilemparkan
sekali, maka angka atau gambar mempunyai kemungkinan/ kesempatan atau
peluang yang sama untuk muncul .kesimpulannya peluang adalah .......”
Siswa diminta untuk meneruskannya. Setelah didapatkan kesimpulan , ibu
Sumini melepaskan kertas yang ditempelkan di papan tulis dengan
meninggalkan yang benar. Sekarang di papan tulis tinggal kertas dengan
tulisan peluang adalah kesempatan/ kemungkinan, Ibu Sumini meminta
anak-anak untuk memberikan tepuk tangan pada pembuat jawaban yang tepat .
Bagi ibu Sumini suasana seperti ini sudah
menimbulkan motivasi dan minat siswa, panas terik tidak terasakan yang
ada kegembiraan karena mereka mendapatkan suatu kesimpulan dari hasil
pemikirannya dengan bimbingan dan arahan guru. Dalam hal ini guru telah
menciptakan suasana agar terjadi interaksi dan siswa dapat mengungkapkan
ide dan gagasannya.
Kegiatan Inti
Ibu Sumini berlanjut ke kegiatan selanjutnya. Ia
ingin siswanya dapat memahami tentang pengertian ruang sampel oleh
karena itu ia membuat kegiatan sebagai berikut:
Ibu Sumini memperlihatkan sebuah dadu dengan 6
angka kepada siswanya. Salah seorang anak diminta untuk melemparkan dadu
itu sekali dengan menyebutkan angka yang muncul. Dan salah seorang
temannya yang lain diminta menuliskan angka tersebut dipapan tulis.
Secara bergantian siswa melempar dadu dan setiap mata yang muncul
dicatat di papan tulis .Setelah beberapa kali, ibu Sumini menenangkan
siswa dan meminta untuk memperhatikan kembali penjelasannya. Hasil
cacatan siswa di papan tulis diindentifikasi kembali dan dituliskan
dalam bentuk himpunan dengan menggunakan kurung kurawal .karena anggota
himpunan tidak boleh ditulis terulang, maka di papan tulis tinggal
{1,2,3,4,5,6} saja. Ibu Sumini menanyakan kembali makna angka-angka
tersebut. Kemungkinan jawaban siswa adalah: Angka-angka itu adalah angka
yang ada pada dadu, angka-angka itu adalah 'angka-angka yang muncul
pada waktu dadu dilemparkan _ Ibu Sumini memberikan penguatan siswa
dengan Bagus sekali jadi ada dua kelompok jawab kalian, dan kemudian
Sumini kemudian mengajak sisiwa menyimpulkan bahwa {1,2,3,4,5,6} disebut
dengan Ruang Sampel dan angka 1,2 dst disebut dengan titik-titik sampel
himpunannya dinamakan S={1,2,3,4,5,6}, yang artinya adalah bahwa
angka-angka tersebut mempunyai kemungkinan yang sama untuk muncul dan
banyaknya anggota S ditulis dengan n (S) = 6. Ibu Sumini kemudian
mengajak siswa bertepuk tangan untuk hasil penemuannya. Dari kegiatan
pendahuluan sampai pada kegiatan kedua, waktu yang digunakan baru
menggunakan sekitar 20 menit, masih banyak waktu dapat digunakan .
Tahap Eksplorasi
Siswa di bagi menjadi bebeberapa kelompok kecil,
jumlah siswa 40 orang, Ibu Sumini membaginya menjadi 10 kelompok dengan
setiap kelompok sebanyak 4 orang Pembentukan kelompok dilakukan dengan
Cepat, yaitu hanya dengan membalik kursi untuk mendapatkan pasangan di
belakangnya. Ibu Sumini membagikan lembaran tugas dan alat untuk
eksperimen yang telah disiapkannya di rumah. Ada 5 tugas, jadi ada dua
kelompok yang mengerjakan satu tugas yang sama . Target waktu diskusi
ditentukan sekitar 30 menit saja.
Tugas tersebut adalah :
Tugas 1 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 2 dadu
Tugas 2 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 1 mata uang dan 1 dadu bermata enam
Tugas 3 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 2 mata uang
Tugas 4 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 3 mata uang
Tugas 5 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 1 mata uang dan 1 dadu bermata empat
Semua tugas tersebut dapat dituliskan dalam bentuk tabel atau sesuai dengan kreasi kelompok sendiri.
Selama siswa bekerja, mungkin saja kelas menjadi
sedikit ribut dan gaduh, terutama jika pada waktu melempar terlalu jauh,
akan tetapi hal itu tidaklah mengapa yang penting siswa menjalani suatu
pengalaman belajar yang dirasakan sangat menyenangkan, karena mereka
akan menemukan sesuatu dari kegiatan yang dijalaninya.
Setelah target waktu selesai, ibu Sumini meminta
wakil masing-masing kelompok untuk menempelkan hasil pekerjaannya di
depan. Tugas yang sama diletakkan berdampingan. Ibu Sumini meminta wakil
kelompok setiap tugas untuk menjelaskan hasil perolehannya, dan setiap
kali selesai tidak lupa untuk memberikan aplaus sebagai reward. Ibu
Sumini memberikan beberapa koreksi, jika pada hasil pekerjaan siswa
masih terdapat kekurangan. Tanpa terasa waktu berjalan,5 menit tersisa
digunakan untuk memberikan penguatan pada kegiatan penutup.
Penutup
Sebagai penutup, ibu Sumini menanyakan pendapat
siswa tentang kegiatan yang baru saja berlangsung, disamping
menyimpulkan materi pembelajaran yang baru diperoleh. Kegiatan
pembelajaran ditutup ibu Sumini dengan menyanyikan sebuah lagu yang
digubah oleh ibu Sumini sendiri dengan diiringi tepuk tangan siswa. Ibu
Sumini meninggalkan kelas Setelah mengajak siswa berdoa bersama untuk
mengakhiri kegiatan sehari penuh.
Potret ini adalah gambaran suatu pembelajaran
matematika yang dilakukan di siang hari, jam terakhir, akan tetapi dapat
dilalui dengan penuh keaktifan, menyenangkan, dan penggunaan waktu yang
efektif. Pembelajaran yang dilakukan ini menggunakan pendekatan yang di
sebut dengan PAKEM, yaitu pembelajaran yang secara garis besar
memperhatikan beberapa hal yaitu :
- Melibatkan siswa dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan kemampuan, keterampilan dan pemahamannya, dan menekankan pada belajar dengan berbentuk (lerning by doing).
- Guru menggunakan berbagai stimulus dan motivasi dengan menggunakan cara ataupun alat peraga agar pembelajaran lebih menarik, dan menyenangkan siswa.
- Menggunakan cara belajar lebih kooperatif dan interaktif, misalnya dengan belajar kelompok.
- Mendorong siswa untuk menemukan sendiri, dengan caranya sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah, dapat mengungkapkan gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Pendekatan ini bukan satu-satunya strategi yang
dapat digunakan guru untuk mengelola pembelajarannya. Masih banyak lagi
pendekatan-pendekatan lain yang dapat digunakan, yang terpenting adalah
bagaimana seorang guru memiliki ketrampilan dalam memilih pendekatan
yang sesuai dengan materi yang akan diberikannya. Dalam hal ini guru
juga dapat memvariasikan berbagai pendekatan dalam satu strategi.
Tulisan singkat ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar matematika. Semoga
(Mahing // Edisi Perdana Nov. 2005)