Thursday, October 4, 2012

POTRET PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PAKEM

POTRET PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN PENDEKATAN PAKEM

Oleh : Dra. Hj. Zahra Chairani, M.Pd
Seorang guru memasuki sebuah kelas pada jenjang SMP kelas 7 pada jam ke-enam. Ia mempunyai waktu sekitar 2x45 menit untuk menyampaikan materi pelajaran. Waktu jam ke-6 dan ke-7 adalah waktu yang sangat mengkuatirkan konsentrasi siswa, karena waktu menjelang kepulangan biasanya siswa cenderung lesu, dan kurang konsentrasi. Berikut ini adalah potret bagaimana ibu Sumini menyampaikan materi pelajaran di kelas dalam waktu yang sudah merupakan warning bagi guru lain. Ia mencoba suatu pendekatan yang dikatakan sebagai PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ) dimana PAKEM merupakan perpaduan antara tiga komponen School Based Management (SBM), Community Participant (CP) dan Active, Joyful and Efective Learning (AJEL) yang saling berkaitan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran .
Pendahuluan:
Pertama kali masuk ibu Sumini tidak langsung mengajar, akan tetapi mencoba untuk membangkitkan motivasi siswanya dengan cara membagikan kertas kecil dan pertanyaan yang akan dijawab siswa dikertas tersebut Materi yang akan diberikannya adalah tentang peluang. Maka ibu Sumini memberikan pertanyaan kepada siswa : " Anak-anak ,hari ini kita akan mempelajari tentang peluang " tuliskan pada kertas yang ibu bagikan pengertian kata peluang menurut pemahaman kamu " Siapa yang cepat dia yang dapat, begitu komentar ibu Sumini sementara siswanya menuliskan jawabannya. Tidak banyak waktu yang disediakan hanya sekitar dua menit beberapa anak mengumpulkan jawabannya. Jawaban yang terkumpul di pajang ibu Sumini di papan tulis dengan menempelkannya menggunakan selotip. Ternyata dari kertas yang dikumpulkan ibu Sumini mendapat jawaban antara lain
  • Peluang adalah kesempatan
  • Peluang adalah kemungkinan
  • Peluang adalah waktu yang dapat digunakan
Dari jawaban tersebut ibu Sumini belum memberikan kesimpulan, tetapi ibu Sumini mengambil sebuah mata uang dan meminta siswa untuk memperhatikan. Ia memperlihatkan mata uang , dan meminta seorang anak untuk melihat bahwa mata uang itu berbeda pada kedua belahannya, dan disepakati untuk menamakannya dengan Angka dan Gambar. Ibu Sumini meminta seorang anak untuk melempar mata uang logam tersebut dan menanyakan kepada siswa yang lain, kalau mata uang logam ini dilempar, menurut pendapat Anda apa yang akan muncul? Siswa menjawab “mungkin angka , mungkin juga gambar bu". “Bagus , Apakah keduanya mempunyai kesempatan yang sama ? Apakah boleh dikatakan dengan mempunyai kemungkinan yang sama untuk muncul ? “ “ya bu”  “Bagus sekali. Kalau begitu kita dapat mengatakan bahwa jika sebuah mata uang dilemparkan sekali, maka angka atau gambar mempunyai kemungkinan/ kesempatan atau peluang yang sama untuk muncul .kesimpulannya peluang adalah .......” Siswa diminta untuk meneruskannya. Setelah didapatkan kesimpulan , ibu Sumini melepaskan kertas yang ditempelkan di papan tulis dengan meninggalkan yang benar. Sekarang di papan tulis tinggal kertas dengan tulisan peluang adalah kesempatan/ kemungkinan, Ibu Sumini meminta anak-anak untuk memberikan tepuk tangan pada pembuat jawaban yang tepat .
Bagi ibu Sumini suasana seperti ini sudah menimbulkan motivasi dan minat siswa, panas terik tidak terasakan yang ada kegembiraan karena mereka mendapatkan suatu kesimpulan dari hasil pemikirannya dengan bimbingan dan arahan guru. Dalam hal ini guru telah menciptakan suasana agar terjadi interaksi dan siswa dapat mengungkapkan ide dan gagasannya.
Kegiatan Inti
Ibu Sumini berlanjut ke kegiatan selanjutnya. Ia ingin siswanya dapat memahami tentang pengertian ruang sampel oleh karena itu ia membuat kegiatan sebagai berikut:
Ibu Sumini memperlihatkan sebuah dadu dengan 6 angka kepada siswanya. Salah seorang anak diminta untuk melemparkan dadu itu sekali dengan menyebutkan angka yang muncul. Dan salah seorang temannya yang lain diminta menuliskan angka tersebut dipapan tulis. Secara bergantian siswa melempar dadu dan setiap mata yang muncul dicatat di papan tulis .Setelah beberapa kali, ibu Sumini menenangkan siswa dan meminta untuk memperhatikan kembali penjelasannya. Hasil cacatan siswa di papan tulis diindentifikasi kembali dan dituliskan dalam bentuk himpunan dengan menggunakan kurung kurawal .karena anggota himpunan tidak boleh ditulis terulang, maka di papan tulis tinggal {1,2,3,4,5,6} saja. Ibu Sumini menanyakan kembali makna angka-angka tersebut. Kemungkinan jawaban siswa adalah: Angka-angka itu adalah angka yang ada pada dadu, angka-angka itu adalah 'angka-angka yang muncul pada waktu dadu dilemparkan _ Ibu Sumini memberikan penguatan siswa dengan Bagus sekali jadi ada dua kelompok jawab kalian, dan kemudian Sumini kemudian mengajak sisiwa menyimpulkan bahwa {1,2,3,4,5,6} disebut dengan Ruang Sampel dan angka 1,2 dst disebut dengan titik-titik sampel himpunannya dinamakan S={1,2,3,4,5,6}, yang artinya adalah bahwa angka-angka tersebut mempunyai kemungkinan yang sama untuk muncul dan banyaknya anggota S ditulis dengan n (S) = 6. Ibu Sumini kemudian mengajak siswa bertepuk tangan untuk hasil penemuannya. Dari kegiatan pendahuluan sampai pada kegiatan kedua, waktu yang digunakan baru menggunakan sekitar 20 menit, masih banyak waktu dapat digunakan .
Tahap Eksplorasi
Siswa di bagi menjadi bebeberapa kelompok kecil, jumlah siswa 40 orang, Ibu Sumini membaginya menjadi 10 kelompok dengan setiap kelompok sebanyak 4 orang Pembentukan kelompok dilakukan dengan Cepat, yaitu hanya dengan membalik kursi untuk mendapatkan pasangan di belakangnya. Ibu Sumini membagikan lembaran tugas dan alat untuk eksperimen yang telah disiapkannya di rumah. Ada 5 tugas, jadi ada dua kelompok yang mengerjakan satu tugas yang sama . Target waktu diskusi ditentukan sekitar 30 menit saja.
Tugas tersebut adalah :
Tugas 1 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 2 dadu
Tugas 2 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 1 mata uang dan 1 dadu bermata enam
Tugas 3 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 2 mata uang
Tugas 4 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 3 mata uang
Tugas 5 : Menentukan ruang sampel dari pelemparan 1 mata uang dan 1 dadu bermata empat
Semua tugas tersebut dapat dituliskan dalam bentuk tabel atau sesuai dengan kreasi kelompok sendiri.
Selama siswa bekerja, mungkin saja kelas menjadi sedikit ribut dan gaduh, terutama jika pada waktu melempar terlalu jauh, akan tetapi hal itu tidaklah mengapa yang penting siswa menjalani suatu pengalaman belajar yang dirasakan sangat menyenangkan, karena mereka akan menemukan sesuatu dari kegiatan yang dijalaninya.
Setelah target waktu selesai, ibu Sumini meminta wakil masing-masing kelompok untuk menempelkan hasil pekerjaannya di depan. Tugas yang sama diletakkan berdampingan. Ibu Sumini meminta wakil kelompok setiap tugas untuk menjelaskan hasil perolehannya, dan setiap kali selesai tidak lupa untuk memberikan aplaus sebagai reward. Ibu Sumini memberikan beberapa koreksi, jika pada hasil pekerjaan siswa masih terdapat kekurangan. Tanpa terasa waktu berjalan,5 menit tersisa digunakan untuk memberikan penguatan pada kegiatan penutup.
Penutup
Sebagai penutup, ibu Sumini menanyakan pendapat siswa tentang kegiatan yang baru saja berlangsung, disamping menyimpulkan materi pembelajaran yang baru diperoleh. Kegiatan pembelajaran ditutup ibu Sumini dengan menyanyikan sebuah lagu yang digubah oleh ibu Sumini sendiri dengan diiringi tepuk tangan siswa. Ibu Sumini meninggalkan kelas Setelah mengajak siswa berdoa bersama untuk mengakhiri kegiatan sehari penuh.
Potret ini adalah gambaran suatu pembelajaran matematika yang dilakukan di siang hari, jam terakhir, akan tetapi dapat dilalui dengan penuh keaktifan, menyenangkan, dan penggunaan waktu yang efektif. Pembelajaran yang dilakukan ini menggunakan pendekatan yang di sebut dengan PAKEM, yaitu pembelajaran yang secara garis besar memperhatikan beberapa hal yaitu :
  1. Melibatkan siswa dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan kemampuan, keterampilan dan pemahamannya, dan menekankan pada belajar dengan berbentuk (lerning by doing).
  2. Guru menggunakan berbagai stimulus dan motivasi dengan menggunakan cara ataupun alat peraga agar pembelajaran lebih menarik, dan menyenangkan siswa.
  3. Menggunakan cara belajar lebih kooperatif dan interaktif, misalnya dengan belajar kelompok.
  4. Mendorong siswa untuk menemukan sendiri, dengan caranya sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah, dapat mengungkapkan gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Pendekatan ini bukan satu-satunya strategi yang dapat digunakan guru untuk mengelola pembelajarannya. Masih banyak lagi pendekatan-pendekatan lain yang dapat digunakan, yang terpenting adalah bagaimana seorang guru memiliki ketrampilan dalam memilih pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan diberikannya. Dalam hal ini guru juga dapat memvariasikan berbagai pendekatan dalam satu strategi. Tulisan singkat ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar matematika. Semoga
(Mahing // Edisi Perdana Nov. 2005)
Disqus Comments